2 Mitos Tentang Einstein Terpecahkan, Apakah Ia Gagal di Sekolah?

3/20/2013 0 comments ✓ edit

Di akhir abad ke-20, majalah Time memilih Albert Einstein sebagai "Manusia Abadi". Albert adalah seorang pria yang meniupkan Teori Relativitas (karena Relativitas adalah konsep yang aneh) ke dalam pikiran orang-orang pada awal abad ke-20. Einstein dipercaya merupakan "Mega-brain". Ia bahkan dipercaya memenangkan Nobel untuk keberhasilan Teori Relativitasnya. Ditegaskan pula bahwa Einstein gagal di sekolah. Hal ini menghibur generasi anak-anak sekolah yang mendapatkan nilai buruk. Namun kedua penegasan tersebut pemenang Nobel dan gagal di sekolah sama sekali tidak benar.

Pertama, Einstein tidak memenangkan Nobel pada tahun 1921 di bidang fisika untuk penelitiannya dalam bidang Relativitas. Sebagian alasannya adalah bahwa teori ini, bahkan pada tahun 1921, masih kontroversial.


Marilah kita melihat sedikit ke belakang. Pada tahun 1905, Einstein mengalami tahun terbaik di dalam hidupnya. Ia menulis, dengan bantuan istrinya, Mileva, lima artikel penting yang menurut Encyclopaedia Britannica, "mengubah pandangan manusia tentang alam semesta".

Seorang ilmuwan akan bangga bisa menulis satu saja dari tulisan hebat tersebut namun Albert mempublikasikan lima tulisannya dalam setahun! Salah satu tulisannya, tentu saja, berhubungan dengan Relativitas apa yang terjadi pada benda-benda ketika mereka bergerak menuju benda lain. Dua tulisan lain membuktikan bahwa atom dan molekul pasti ada, berdasarkan fakta bahwa Anda dapat melihat partikel kecil yang bergerak cepat ketika Anda mengamati setetes air dengan mikroskop. Tulisan keempat melihat keanehan sifat cahaya yang disebut Efek Fotoelektrik. Tumbuhan dan sel-sel solar menggunakan Efek Fotoelektrik ini ketika mengubah cahaya menjadi listrik. Kenyataannya, setiap tahun, tumbuhan (melakukan Efek Fotoelektrik dengan bebas) mengubah 1.000 miliar ton karbon dioksida menjadi 700 miliar ton oksigen dan bahan organik. (Dan, beberapa orang tidak menyukai tumbuhan!)


Tulisannya yang kelima adalah catatan kaki matematis untuk Teori Relativitas Spesialnya. Judul tulisannya adalah "Does the Inertia of a Body Depend on its Energy Content". Artikel ini menggunakan persamaan yang terkenal B= m c2, di mana E adalah energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya. Jika Anda mengonversi sebuah massa, m, seluruhnya menjadi energi, persamaan ini menunjukkan betapa banyaknya energi yang Anda peroleh.

Saya dan anak-anak saya cukup beruntung dapat melihat persamaan ini, yang ditulis tangan oleh Einstein, ketika sebuah naskah Relativitas Spesial muncul di Sydney sebagai bagian dari tur keliling dunia. Saya merasa takjub, terpesona. Teori Relativitas mendapat perhatian dari publik.

Pada tahun 1920, muncul klaim bahwa hanya lima orang di seluruh dunia ini yang memahami teori ini. (Sebenarnya, pada hari-hari ini seorang murid SMU yang belajar fisika dapat menggunakan teori tersebut.) Namun Efek Fotoelektrik yang tidak menarik ini justru membuat Einstein memenangkan Nobel. Ketika ia berada di Shanghai, ia menerima telegram dari panitia Nobel yang menginformasikan bahwa ia telah memenangkan Nobel di bidang fisika untuk tahun 1921, karena "hukum fotoelektrik dan karyanya di bidang teori fisika". Sama sekali tidak disebutkan tentang Relativitas.

Dan sekarang Mitos Kedua. Einstein tidak pernah gagal di SMU. Einstein dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman. Setahun kemudian, keluarganya pindah ke Munich, di mana ia mulai bersekolah dalam tahun 1886 pada usia tujuh tahun. Pada usia sembilan tahun, ia memasuki Luitpold-Gumnasium. Pada usia 12 tahun, ia belajar kalkulus mata pelajaran lanjutan yang biasanya dipelajari murid-murid yang berumur 15 tahun. la mendapatkan nilai baik untuk mata pelajaran sains. Namun, karena sistem pendidikan Jerman di abad ke-19 sangat keras dan kaku, kemampuannya di luar bidang matematika tidak begitu berkembang (misalnya, sejarah, bahasa, musik, dan geografi). Pada kenyataannya, ibunya, bukan sekolah, yang mendorongnya belajar biola dan ia memainkannya cukup baik.


Tahun 1895, ia mengikuti ujian masuk Federal Polytechnic School yang prestisius di Zurich. Ia berumur 16 tahun, dua tahun lebih muda dari para pendaftar lainnya. Ia mendapatkan nilai rnenonjol untuk pelajaran fisika dan matematika, namun gagal dalam mata pelajaran lain, terutama dalam bahasa Prancis ia tidak diterima. Jadi, ia melanjutkan sekolahnya di sekolah lokal di Aargau, belajar dengan tekun, dan akhirnya lulus ujian masuk. Pada Oktober 1896, ia akhirnya mulai belajar di Federal Polytechnic (bahkan pada usia 17, ia masih lebih muda dibandingkan kebanyakan murid lain). Pada tahun itu juga, ia menulis esai yang cerdas dan yang mengarah langsung pada penelitiannya nanti dalam bidang Relativitas.


Einstein tidak gagal di SMU, dan bukan murid yang bodoh. Jadi, bagaimana mitos ini dapat tercetus? Mudah. Tahun 1896 tahun terakhir Einstein di sekolah di Aargau sistem penilaian sekolah diubah. Nilai "6" yang dulu paling rendah, sekarang menjadi paling tinggi. (Nilai Einstein 4,91 masih cukup baik.) Nilai "1", yang dulu paling tinggi sekarang paling rendah. Setiap orang yang melihat nilai Einstein akan melihat bahwa ia tidak rnendapatkan nilai di sekitar "1" jika dilihat dengan skema baru tersebut, itu berarti "gagal". Anak-anak sekolah tidak dapat menggunakan mitos ini sebagai penolong lagi—mereka hanya perlu belajar lebih keras....
Referensi :
1. Reader’s Digest Book of Facts 1994
2. Broks, Paul, “The Adventures of Einstein’s Brain “ The Australian Financial Review 28 Maret 2002
3. Weiss, Peter, “Getting Warped” , Science News Vol. 162,21 dan 28 Desember 2002
Sumber : KASKUS

0 comments

Silakan tinggalkan komentar Anda di sini. Terima kasih sudah berkunjung.

Loading...